Ini berarti aku akan kembali menjadi hakim penentu porsi kerja dan kuliah seadil-adilnya.
Dan dengan segera berakhirnya libur kuliah, aku yang akan menjajaki kerasnya semester tujuh masih saja disibukkan dengan satu pertanyaan kecil: Kalau sudah lulus kuliah, mau jadi apa? Sebuah pertanyaan sederhana yang kudapat sejak keputusanku keluar dari pekerjaanku di Bandung tempo dulu. Sebuah pertanyaan yang intensitasnya meningkat kala aku memilih program studi Sastra Inggris. Dan memang, tak satupun jawaban yang aku punya.
Kuliah sastra Inggris, mau jadi apa?
Mungkin kamu lebih beruntung daripada aku. Kuliahmu sesuai minat dan bakatmu. Kamu mungkin punya semangat sekuat baja untuk belajar karena kamu sudah punya perencanaan matang untuk masa depanmu. Ya, selamat! Kamu berada di jalur yang benar. Jangan jadi sepertiku :D
Menambah kebimbanganku tentang apa yang akan kulakukan setelah lulus kuliah nanti, beberapa video tentang kisah orang-orang sukses baru saja kutonton. Tentang Raditya Dika yang menjadi penulis terkenal (aku mengidolakannya walaupun dia bergelar Presiden Alay Indonesia hahaha) walaupun kuliahnya jurusan Politik, juga tentang Andovi Da Lopez, lulusan fakultas hukum UI yang akhirnya beralih menjadi seorang entertainer. Nggak nyambung -_-
Jadi, kuliah buat apa?
Pertanyaan ini menggiringku untuk menonton sebuah video youtube dari mentalis kenamaan Indonesia, Deddy Corbuzier. Judulnya bombastis sekali menurutku: 8 ALASAN KULIAH TIDAK ADA GUNANYA. Iya, dia menulis judul itu dengan huruf kapital semua. Setidakpenting itukah kuliah?
Memang benar, kuliah tidak menjamin kesuksesan. Banyak orang yang sukses, hidupnya kaya raya namun pendidikannya rendah. Di sisi lain, banyak juga sarjana yang akhirnya ngantri berjam-jam, bawa map, keringatan, hanya untuk menjadi seorang driver taksi online (Aku nggak menganggap mereka rendah loh). Well, itu adalah sebuah kenyataan yang harus aku dan kau ketahui.
However, bukan itu yang ingin aku sampaikan. Nggak ada gunanya juga, hanya menambah kegalauan aku dan kaumku (mahasiswa salah jurusan).
Aku hanya ingin berpesan kepada kamu yang mungkin pernah meragukan kesuksesan seseorang. Kamu yang setiap hari mengomentari hidup seseorang, seolah orang tersebut tidak akan sukses dengan jalannya saat ini. Kamu yang selalu nyinyir terhadap keputusan seseorang untuk berkuliah atau bekerja. Kamu yang selalu berujar "Kampusmu jelek" dengan entengnya.
Hey, just because you are more successful than others with your way, you cannot be a jerk who ruins someone's pride.
Jangan jadi bajingan yang selalu merusak kebanggaan orang lain.
Tahu apa kamu tentang perjuangan belajar di SMA hanya untuk bisa lulus SNMPTN dengan seleksi nilai raport?
Tahu apa kamu soal belajar sampai larut malam, kurang tidur, dan badan sakit hanya supaya bisa mengerjakan soal-soal SBMPTN?
Tahu apa kamu perkara seleksi jalur mandiri yang ketat supaya bisa tetap diterima di universitas dambaan?
Dan, tahu apa kamu tentang mimpi yang terpaksa dikubur dalam-dalam untuk membayar sebuah pilihan berkuliah?
Kamu boleh (banget) bangga dengan pilihanmu. |
Hey, kami berhak memiliki sebuah kebanggaan atas apa yang telah kami capai saat ini. Dan kamu nggak berhak untuk mengacaukannya. Standar suksemu bukan untukku. Satu hal yang harus kamu tahu: Kami akan sukses dengan cara kami sendiri!
No comments:
Post a Comment