Pernah nggak sih kalian mendengar ungkapan seperti ini: "Anak zaman sekarang memang susah diatur!" atau "Anak zaman sekarang sudah rusak pergaulannya."? Mungkin bisa dikatakan bahwa ini adalah kata-kata sakti sejuta orang tua. Bukan hanya di dunia nyata, di dunia mayapun ungkapan ini sering kita jumpai.
Seperti baru-baru ini ketika teman seperjuangan saya mengunggah sebuah hasil tangkapan layar berisi judul berita tentang banyaknya korban miras oplosan. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan postingan kawan saya ini. Berita tersebut memang benar, bukan hoax. Namun yang membuat saya sedikit gerah adalah caption yang mengiringi postingan tersebut. Kawan saya ini membubuhkan caption sebagai berikut:
Masihkah mau menutup mata akan "rusaknya" generasi sekarang yg katanya "anak zaman now"?
Keusilan saya kumat. Berbekal sedikit argumen, saya mencoba mengomentari postingan tersebut. Intinya, saya nggak setuju dengan ungkapan bahwa generasi sekarang itu sudah rusak. Jujur saja, ini nggak fair. Kalimat itu seolah-olah memukul rata bahwa SEMUA generasi sekarang itu sudah rusak oleh pengaruh minuman keras. Nggak bener ini.
Kami pun berbalas komentar. Sedikit perdebatan terjadi dan saya menganggap hal ini adalah biasa. Orang berhak berpendapat dan juga berhak untuk mempertahankan pendapatnya.
Bodohnya saya, kawan saya ini sukses membelokkan topik perdebatan. Dari asalnya ketidaksetujuan saya tentang penggunaan ungkapan "rusaknya generasi sekarang", 'comment war' berbelok arah perihal penanganan remaja yang terjerumus kepada minuman keras. Kawan saya ini bahkan sempat menanyakan sikap saya jika mendapati orang terdekat saya meminum minuman keras.
Di titik ini, saya sadar bahwa topik pembahasan sudah melenceng. Saya tidak lagi kompeten untuk membahas topik yang dibicarakan. Karena hal ini, 'comment war' saya akhiri secara baik-baik.
But.... Here is the thing:
Kembali ke pembahasan tentang "Anak zaman sekarang pergaulannya sudah rusak" di paragraf pertama, sebenarnya saya tidak pernah setuju dengan ungkapan ini. Begini, fenomena yang saya alami adalah banyak orang dewasa (walaupun nggak semua) yang suka membanding-bandingkan antara generasi zaman sekarang dengan generasi mereka di waktu yang telah lalu.
Sering saya mendengar seseorang berkata "Dulu saya main kasti setiap sore. Sehat! Nggak seperti anak zaman sekarang yang tiap hari mainannya handphone dan internet." Nggak seluruhnya salah, sih. Tapi, ungkapan semacam ini seolah menunjukkan bahwa generasi zaman sekarang selalu lebih buruk daripada generasi zaman dulu. Dan sekali lagi, ini nggak fair.
Pertanyaanya, generasi zaman old lebih baik dalam hal apa dulu?
Oke cukup tentang perbandingan lintas-generasinya. Menyoal kasus miras oplosan yang menewaskan puluhan orang itu, come on man. Minuman keras sudah ada di Indonesia sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu! Dan percaya atau tidak, beberapa daerah di Indonesia bahkan memiliki minuman keras khas masing-masing.
Kalau kita berpikir bahwa kebiasaan mabok itu baru ada sekarang-sekarang, tentu itu adalah kesalahan besar. Mabok dan ngoplos bukan hanya terjadi di anak muda zaman now, tapi juga terjadi di anak muda zaman old.
Sejak dulu. orang tua kita selalu berpesan untuk selalu menjaga pergaulan. Bertemanlah dengan orang-orang yang baik. Kalaupun terpaksa dekat dengan orang-orang yang 'buruk' kita dianjurkan untuk menjaga jarak serta membentengi diri kita agar tidak terbawa arus pergaulan yang buruk. Hal ini, menurut saya adalah bukti bahwa masalah pergaulan memang sudah ada sejak dahulu. Hanya saja kriteria pergaulan yang buruk itu tentu berbeda di setiap generasi.
Lantas, masih pantaskah kita mengeluarkan ungkapan "Anak zaman sekarang pergaulannya sudah rusak"?
Bukankah miras sudah ada sejak dulu. Free-seks merajalela bahkan sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Narkoba telah menjadi candu sejak ratusan tahun sebelum masehi hingga saat ini. Kata-kata kasar menjadi penanda setiap era.
Ayolah, kawan! Berhenti menggeneralisasi. Berhenti memukul rata. Harus diakui memang generasi zaman dulu lebih baik dari generasi zaman sekarang DALAM BEBERAPA ASPEK. Namun itu tidak semuanya. Generasi zaman sekarang tidak selalu lebih buruk dari generasi zaman dulu. Percayalah, setiap era memiliki masa kejayaannya. Setiap era memiliki masa kegelapannya. Setiap era selalu memiliki problematika.
Satu hal yang harus kita percaya:
Setiap orang ada masanya. Setiap masa ada orangnya.
Salam.
WP
No comments:
Post a Comment